Sabtu, 12 Februari 2011

Inspirasi Hari Ini..

Ibarat mendapatkan angin sepoi-sepoi saat udara panas mendera, begitulah saat aku menyaksikan anak-anak berprestasi ditengah kekisruhan multidimensi yang ada di negeri ini. Anak-anak ini membuatku bahagia, bangga, sekaligus malu. Bahagia karena mengetahui masih banyak titik-titik cahaya yang melahirkan optimisme menuju masa depan bangsa yang lebih baik. Bangga karena mereka asli anak bangsa dari orang-orang tua yang religius. Sekaligus malu, mereka anak-anak kecil itu telah memberikan kontribusi yang sangat besar bagi masyarakat, sedangkan aku yang usianya berkali lipat, apa yang telah aku berikan yah..?

(image:detik.com)
Jum’at, 11 Februari 2011, kelima anak hebat itu mempresentasikan karya mereka di depan publik. Mereka adalah pelajar, mahasiswa, para pakar IT, dosen, guru, rektor, pakar digital forensik, pejabat dan orang-orang penting lainnya di Aula Timur Kampus ITB Bandung. Kelima anak tersebut adalah  Arrival Dwi Sentosa dan Taufik Aditya Utama (pencipta antivirus Artav), Fahma Waluya Rosmansyah dan Hania Pracika Rosmansyah (pencipta game edukatif), serta Muhammad Yahya Harlan (pencipta jejaring sosial SalingSapa.com). Hasil  karya kelima anak Indonesia ini mendapat sambutan yang luar biasa dari para audiens. Diantaranya adalah sambutan dari Menkumham Patrialis Akbar menjanjikan akan mematenkan karya mereka secara gratis. Sedangkan Menko perekonomian Hatta Rajasa yang juga ketua Ikatan Alumni ITB ini menjanjikan beasiswa.

Arrival dan Taufik merupakan putra dari Herman Suherma dan Yeni Soffia. Saat ini, Arrival duduk si bangku kelas 1 SMP. Sedangkan kakanya Taufik adalah pelajar kelas 2 SMA. Kakak Beradik ini menciptakan anti virus Artav (singkatan nama Arivval dan Taufik Anti Virus) selama setahun. Arivval-lah yang banyak berperan dalam pembuatan anti virus ini. Taufik lebih berperan dalam masalah desainnya.Untuk mengembangkan keahliannya, Ibu Arivval bercerita bahwa Arivval meminta dibelikan buku-buku tentang Visual Basic agar ia bisa membuat program penangkal virus setelah mempelajari bagaimana cara kerja virus di internet. Agar tidak memberatkan orang tuanya, ia rela uang untuk membeli buku tersebut dipotong dari uang jajannya. Sebuah keputusan yang bijak dan dewasa yang diambil anak seusianya, pikirku.

Harlan adalah seorang anak pemalu pengidap penyakit asma yang duduk di kelas 1 SMP. Putra dari Yan Harlan dan Fidriana ini membuat situs jejaring sosial salingsapa.com (SS) yang memuat konten-konten islami. Motivasinya juga sangat-sangat mulia agar orang-orang bisa saling bersilaturahim, saling mengingatkan pada kebaikan sesuai ajaran islam.  Diantara fitur SS adalah Al-Quran (cara membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar), khazanah (berisi tentang dakwah islami), dan fitur radio saling sapa (radio siaran islami).

Tim terakhir, Fahma dan Hania merupakan kakak beradik dari pasangan Yusep Rosmansyah dan Yusi Elsiano. Fahma adalah pelajar kelas 1 SMP. Sedangkan Hania adalah anak imut yang masih duduk di kelas 1 SD. Karya Fahma yang sering dibantu adiknya Hania merupakan kumpulan program game edukatif. Program-program tersebut yaitu BAHANA (Belajar Huruf Angka dan Warna), My Mom’s Mobile Phone As My Sister’s Tutor” (Ponsel Ibuku untuk Belajar Adikku), ENRICH (English for Children), MANTAP (Matematika Untuk Anak Pintar), Doa Anak Muslim, Asmaul Husna dan DUIT. Fahma dan Hania juga berhasil mendapat juara di ajang APICTA (Asia Pacific ICT Alliance Award) tahun 2010 pada kategori Secondary Student Project.  Di akhir presentasinya Fahma mengungkapkan sebuah statement yang inspiratif : “ Menjadi juara memang menyenangkan, tetapi menciptakan juara jauh lebih menyenangkan”, katanya dengan gaya bahasa seusianya.

Ah, subhanallah.. Saat menyaksikan mereka di sebuah siaran tv sore tadi, bukan hanya wajahku yang cerah ceria, hatikupun bergetar hebat. Mereka membuatku makin termotivasi untuk mendidik anakku menjadi seorang anak yang berarti, bermanfaat untuk orang lain. ‘khoirunnas anfauhum linnas..’
Semoga saja…, Amien…!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar